
Sejarah Puskesmas: Gagasan Dua Dokter Indonesia yang Mendahului Dunia
Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang lebih dikenal dengan Puskesmas merupakan salah satu pilar penting jepang slot dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Namun, tak banyak yang tahu bahwa konsep Puskesmas yang kini dikenal di berbagai negara justru pertama kali lahir dari pemikiran dua dokter asal Indonesia: Prof. G.A. Siwabessy dan Prof. Sulianti Saroso.
Keduanya adalah tokoh besar dalam sejarah kesehatan Indonesia yang menggagas pendekatan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat jauh sebelum dunia internasional memperkenalkannya secara luas. Konsep ini bahkan mendahului Deklarasi Alma-Ata tahun 1978 yang menjadi tonggak global pengakuan terhadap pentingnya primary health care atau layanan kesehatan primer.
Awal Mula Gagasan Puskesmas
Pada awal 1960-an, pemerintah Indonesia menghadapi tantangan besar dalam bidang kesehatan masyarakat, terutama di pedesaan. Saat itu, akses terhadap fasilitas kesehatan sangat terbatas, terutama bagi masyarakat miskin dan yang tinggal di wilayah terpencil.
Dalam kondisi inilah muncul gagasan dari Prof. G.A. Siwabessy, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan, bersama Prof. Sulianti Saroso, yang dikenal sebagai ahli kesehatan masyarakat terkemuka. Mereka mengusulkan dibentuknya suatu sistem pelayanan kesehatan yang murah, dekat dengan masyarakat, dan bersifat preventif—bukan hanya kuratif.
Konsep inilah yang kemudian diwujudkan dalam bentuk Puskesmas pada tahun 1968. Puskesmas dirancang sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyatu dengan masyarakat. Fokusnya adalah pada upaya pencegahan penyakit, penyuluhan kesehatan, imunisasi, pelayanan ibu dan anak, serta pengobatan dasar.
Pelopor di Tingkat Global
Menariknya, ide dasar Puskesmas justru lebih dulu diterapkan di Indonesia sebelum banyak negara lain mengenalnya. Pada 1978, dunia baru menyadari pentingnya layanan kesehatan primer melalui Deklarasi Alma-Ata yang dikeluarkan oleh WHO dan UNICEF. Dalam deklarasi tersebut, disebutkan bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia dan negara harus menyediakan layanan kesehatan primer bagi semua warga.
Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia sudah lebih dahulu mengimplementasikan visi besar tersebut lewat Puskesmas. Bahkan, model ini kemudian dijadikan rujukan oleh banyak negara berkembang dalam membangun sistem layanan kesehatan masyarakat mereka.
Warisan yang Terus Berkembang
Kini, Puskesmas telah berkembang menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan di Indonesia. Dengan ribuan unit tersebar di seluruh penjuru negeri, Puskesmas tidak hanya menjadi tempat berobat, tetapi juga pusat edukasi kesehatan, pemantauan gizi, dan penanggulangan penyakit menular.
Warisan pemikiran dua tokoh bangsa ini membuktikan bahwa Indonesia pernah menjadi pelopor dalam solusi kesehatan global—sebuah prestasi yang patut dibanggakan dan terus dikembangkan.
Baca Juga: Kesehatan Holistik: Menjaga Tubuh, Pikiran, dan Emosi secara Menyeluruh